Abdullah Ibnu Ummi Maktum adalah sahabat nabi yang buta. Beliau begitu gigih untuk datang shalat berjamaah. Saat penuntun yang biasa membimbing beliau meninggal dunia, Abdullah Ibnu Ummi Maktum menemui Rasulullah SAW. Beliau bertanya, adakah keringanan bagi orang yang buta untuk tidak datang shalat berjamaah. Lalu Rasulullah bersabda, sepanjang adzan terdengar telinga, tak ada keringanan meski untuk orang buta. "Maka, hendaklah kau penuhi panggilan itu," demikian sabda Rasulullah. (HR. muslim).
Ketika subuh, Abdullah Ibnu Ummi Maktum berjalan sendiri. Beliau melangkah dari rumah, bersusah payah menuju Masjid Nabi. Namun di tengah perjalanan Abdullah Ibnu Ummi Maktum tersandung batu dan terjatuh, berdarah-darah kepalanya. Disaat darah bercucuran, ada seorang anak muda datang dan membantunya. Menuntun sampai tiba di masjid tanpa terjadi suatu apapun.
Kejadian seperti ini, terulang hingga tiga kali shalat subuh. Sampai di hari ketiga, Abdullah Ibnu Ummi Maktum melontarkan pertanyaan. "Wahai anak muda, siapakah gerangan dirimu yang membantuku?" "tak perlu kau bertanya dan tahu tentangku. Yang terpenting, kau bisa menunaikan ibadahmu, "jawab anak muda tanpa menjawab pertanyaan. "Demi Allah, kabarkan kepadaku, siapakah dirimu?" Abdullah Ibnu Ummi Maktum mendesak. "Karena engkau sudah menyebut nama Allah, maka aku kabarkan siapa diriku. Sesungguhnya aku adalah Iblis!"
Sungguh luar biasa perintah shalat ini, hingga mengubah tabiat iblis yang sangat membenci para abid yang berserah diri. Pada Ibnu Ummi Maktum, sang iblis bercerita. Ketika Abdullah Ibnu Ummi Maktum terjatuh dan berdarah-darah, Allah memanggil malaikat jibril dan memintanya untuk menghapus setengah dari dosa seorang hamba yang bersusah payah, dalam keadaan buta, terjatuh dan berdarah-darah karena ingin mendirikan shalat dan mengagungkan nama-Nya. "Aku tak ingin engkau terjatuh untuk kedua kali dan Allah lalu menghapus seluruh dosamu. Maka aku menolongmu," ujar iblis menjelaskan niat culasnya yang berbungkus kebajikan mulia.
Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah SAW memberikan kabar gembira pada orang-orang yang menembus kegelapan malam untuk mendatangi masjid dan mendirikan shalat berjamaah di dalamnya. "Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan (waktu isya dan subuh) menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang di hari kiamat." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar