Maka Libatkan

Pagi itu anak-anak bangun hampir bersamaan, terus kami suruh untuk "pipis" dulu ke kamar mandi setelah itu mereka sudah asyik dengan permainannya. Beberapa waktu berlalu, mungkin karena sudah mulai bosan dengan permainannya, mereka mulai mendekati umminya sementara saya masih asyik menyikat cucian.

Mereka mulai ngerecoki pekerjaan umminya yang baru meracik bumbu masakan. Si kecil mengambil tomat kemudian di korek-korek pakai jarinya sehingga isinya berceceran kemana-mana. Kakaknya tidak ketinggalan, main-main dengan pisau mengambil beberapa lembar kol dan mengiris irisnya.

Tingkah polah kakak beradik itu tentu mengganggu aktifitas umminya, tapi dengan sigap istriku ini berkata kepada sang kakak "Mbak Inas, bisa bantuin ummi uleg-uleg bumbu ngga?". Karena sang adik kelihatan ingin punya aktifitas seperti kakaknya, maka istriku berkata kepadanya "Adik Aisy ngaduk adonan tempe ini aja". Kedua kakak beradik itu dengan asyik, riang dan ceria membantu umminya, tidak lagi ngerecokin kerjaan umminya.

Di lain waktu ketika saya sedang ber"prakarya" membuat rak kecil untuk tempat perabot dapur, mereka juga ikut nimbrung melihat apa yang sedang saya kerjakan. Maka ketika sedang menggergaji triplek saya minta bantuan keduanya untuk memegangi salah satu sisi triplek. Dengan senang hati merekapun membantu saya.

Atau ketika saya sedang setrika baju, saya juga memberi kesempatan kepada mereka untuk menyemprotkan cairan pewangi ke pakaian yang akan disetrika secara bergantian.

Kadang-kadang kita sebagai orang tua ketika sedang melakukan suatu aktifitas, kemudian anak-anak ikut nimbrung maka kita akan mengusir mereka atau menyuruh mereka main di tempat lain. Hal ini bisa menyebabkan anak-anak merasa tidak diperhatikan dan bahkan mereka akan membuat ulah yang bisa merepotkan kita.

Tidak ada salahnya kita mencoba untuk melibatkan mereka dengan aktifitas sehari-hari kita, selain sebagai lahan untuk berlatih beraktifitas juga mereka akan merasa diperhatikan oleh kita.

So jangan segan-segan untuk melibatkan mereka.